Kamis, 22 Desember 2011

KASIH IBU SEPANJANG MASA


Kata wanita berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu dari akar kata kerja “wan = menghormati (kata kerja kelas X Parasmaipada)”. Dari akar kata kerja “wan” kemudian menjadi “wanita” setelah mendapat suffix “hita/ita” yang artinya baik, mulia, sejahtera. Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa wanita berasal dari kata “watina atau batina (betina), dan dalam perkembangan lebih lanjut menjadi wanita (gaya metatisis). Menurut Prof. Moh. Yamin, menyebut istilah lain untuk wanita adalah “perempuan” yang berasal dari kata ‘empu’ atau’pu’ dan suffix ‘an’. Kata perempuan berarti mereka yang utama, dimuliakan atau dihormati.
Dalam konteks Dharma yang berarti guna wanita disebut sebagai “stri”, sehingga muncul istilah Stri Dharma (Dharma seorang wanita). Kata stri terdiri dari tiga suku kata, “SA”, “TA”,”RA”. SA adalah svabhimānam, harga diri; TA adalah thyagam, berkorban; dan RA adalah rasa, rasa manis. Di antara ketiga guna itu svabhimānam atau harga diri adalah yang paling penting bagi wanita.
Tanpa harga diri, seorang wanita tidak dapat hidup damai dan bahagia.
Jika wanita kehilangan harga diri dan martabatnya, maka wanita akan jatuh ke dalam anggapan dan nilai-nilainya sendiri dan tidak mampu hidup tenang.
Bila berbicara tentang Stri dharma dalam kontek sikap dan prilaku, dharma seorang wanita adalah menjadi anak perempuan yang baik lalu menjadi menantu, istri, dan ibu yang baik. Menurut dharmanya ini, karmanya memerintahkan bahwa wanita mesti belajar dengan baik dan meraih pendidikan yang bagus. Bila menikah dia mesti melayani sanak saudara suaminya dan suaminya dengan kasih, merawat anak-anaknya dan memperhatikan keperluan-keperluan mereka serta pertumbuhan mereka sebagai mana mestinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar