Minggu, 13 November 2011

NAMA SENTANI



Sentani, siapakah mereka.?
Sebelum, K. W. Galis, Jac Hoogerbrugger, bahkan Tuan Binle dan Van Hanssel diera 1910-an memberi penafsiran sebutan sentani pada suatu wilayah kebudayaan bahkan suatu wilayah hunian dari suatu masyarakat yang kini disebut orang sentani, apakah orang sentani ini benar orang sentani.?
Pernahkah orang sentani bertanya pada diri mereka, bahwa memangkah nama suku, daerah tempat hunian dan daerah kebudayaan kami adalah sentani ?
Yee, nebeibe elale ya ! eyea niyea ? awas, bedah dengan eyea –neyea !  Menurut K.W. Galis, nama sentani berasal dari kata “ endane” yang artinya disini, kemudian mengalami perubahan dalam sebutan.
Kata sentani menurut Jac  Hoogerbrugger, tidak mengandung suatu pengertian tertentu dalam bahasa setempat. (survey penilitian Dep. Sosial Propinsi Irian Jaya Tahun 1985). Dalam uraian Jac  Hoongerbrugger, penduduk pantai (Enggros, Tobati, Nafri) Menyebut penduduk yang mendiami Danau Sentani dengan sebutan “setang” atau “Setam”
Kelompok orang-orang dalam solidaritas  Heram menduduki dan hidup sekitaran areal-areal tanah Padang Bulan, Abe, Kotaraja, menyebutnya daerah Heran atau Heram. Orang Nafri menyebut batas- Se ‘ dan diatas- tang. Setang atau Setam artinya Diatas batas. Orang sentani menyebutnya Ne – batas dan ram/rang adalah di atas, heram adalah – diatas batang.
Proses lanjut dari arus migrasi dari daerah Nunnung yo – Wangwau yo didaerah Papua New Guinea, kaum migrant yang kemudian memasuki daerah Skouw, Nafri, Enggros, Tobati, Kayu Pulo menetap tetap pada daerah masing-masing sebagai kampong halamannya. Kelompok yang merasa diri ada dalam kesatuan dan solidaritas Heram/Setang, dalam desakan mencari bermukim dan mata pencaharian yang layak, bersikeras menyatakan bertahan diri pada areal tanah dan hutan yang hendak di jadikan mliknya mengatakan endane mekkemalene.
Endane – disini. Nekhemalere – tinggal. Suatu pernyataan dan kehendak yang keras, menyatakan; “ Disini diatas tanah ini kita bermukim, tunas yang menjadi batas kita dengan tanah dan hutan dengan orang yang memiliki hidup didaerah teluk, yaitu Ekoa (Nafri), Hoime (Enggros), Howu (Tobati), Ebku (Kayupulo) Untuk memastikan kata sentani bagi sentani, terjadi dari………..
Jae Hoogebrugge merampung kata-kata : Se (be)-batas dan tang (ram / rang)-diatas, dan dilafalkan dalam kemudahan pelafalannya menjadi SENTANI.

 Sebenarnya, orang sentani dalam bahasa sentani menyebut dirinya, adalah orang Bhuyakha atau Bhuyakhala,  Bu – Air dan Yakha / Yakhala – Terang/Bebas. Suatu sebutan untuk menyatakan suatu tempat tinggal yang bebas dari liputan pohon-pohonan, Hutan dan rimba, Bhuyakha atau bhuyakhala yaitu orang-orang yang hidup didaerah bebas dari hutan dan rimba belantara, Koya, Kohu, Aembea, Skori, Sabeyab, Saberon, Dosay, Maribu, Kemtuk, Gresi dan sebagainya. Orang Sentani atau orang Bhuyakha memiliki kebudayaan Aqua. Kebudayaan dengan aneka aktifitas kehidupan sehari-hari yang berhadapan langsung dengan daerah berair dan cirri aktifitas khusus pada alat penangkapan ikan dengan teknik-teknik sendiri, berdayung dengan bentuk perahu berciri perahu air danau, berenang dan sebagainya. Dalam skala lain, orang sentani menyebut seluruh penduduk asli papua dengan sebutan Bhuyakha, sedang masyarakat dari luar papua disebut Ramoyo/ Ramyo/ Tamoyo







                                                                                                                                      By Yeabhu01

2 komentar:

  1. Pai, helem foy buat informasinya..
    sa baru tau ni..
    helem foy
    Onomi.

    BalasHapus
  2. Sama' pai semoga bermanfaat. Sukses...

    BalasHapus