Senin, 14 November 2011

SAKSI YANG SETIA

"Apa yg telah ada sejak semula, yang telah kamu dengar, yang telah kamu lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman Tuhan-itulah yang kami tulis kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakannya kepada kamu yang telah hidup kekal, yang ada bersama dengan bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan apa yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun peroleh persekutuan dengan kami. Dan pesekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus, dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya suka cita kami menjadi sempurna". (1Yohanes 1:1-4).

     Yohanes itu seorang pembicara hebat-tekun dan sangat bersungguh-sungguh. Dalam bahasa yang indah dan suara bernada ia menceritakan kata-kata dan pekerjaan Kristus, berbicara dalam cara yang mengesankan hati mereka yang mendengar dia. Kesederhanaan kata-katanya, kuasa luhur dari kebenaran yang diucapkanya, dan kesungguh-sungguhan yang menjadi pengajarannya, memberikan dia akses kesemua golongan.
       Kehidupan rasul itu sejalan dengan ajaran-ajarannya. Yesus tlah memerintah para pengikut-Nya untuk saling mengasihi sebagaimana Ia mengasihi mereka. Ketika Yesus pertama kali mengatakan kata-kata itu, para murid tidak bisa memahaminya, namun setelah mereka menyaksikan penderitaan Kristus, setelah penyaliban dan kebangkitan serta kenaikan kesurga, mereka mendapat konsep yang lebih jelas tentang kasih Allah dan terhadap sifat dasar kasih yang Ia ingin mereka miliki kepada satu sama lain.
Tetapi perubahan perlahan-lahan terjadi. Orang-orang percaya mencari kekurangan orang lain. Mereka menjadi lebih ketat dengan  upacara-upacara yang tampak, terutama lebih kepada teori dari pada peraktik Iman itu.

         Pokok pikiran :" Sebagai suatu saksi bagi Kristus, Yohanes tidak memasuki perdebatan atau pertengkaran yang melelahkan. Ia menyatakan apa yang diketahinya, apa yang telah dilihat dan didengarnya... Kesaksian mengenai kehidupan dan kematian Juruselamat adalah terang dan jelas. Dari kepenuhan hati yang meluap-luap dengan kasih untuk Juruselamat ia berbicara dan tak ada kuasa dapat menahan perkataannya" (Alva dan Omega, jld 7, hlm. 469).

Perenungan : Kasih harus menjadi prinsip yang menguasai dari kehidupan orang kristen, bukan dorongan yang kadang-kadang muncul..


                                                                                          By Yeabhu01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar